Bapak Dono, seorang karyawan berusia 55 tahun, kebingungan karena 3 tahun lagi akan pensiun. Dana pensiun dari perusahaan sih ada, tapi menurutnya itu tidak akan cukup. Pak Dono memiliki beberapa aset property, tapi menurut beliau kalau disewakan, hasilnya tidak bisa memenuhi kebutuhannya sehari hari.
Beliau berusaha mencari tahu bagaimana menghadapi kehidupan pensiunnya agar tetap nyaman. Beliau tidak ingin seperti teman temannya yang sudah pensiun. Mereka mengalami stress, diikuti dengan biaya kehidupan yang minim sehingga harus menunggu pemberian dari anak anaknya yang notabene mereka baru mulai bekerja dan baru saja berkeluarga.
Apa yang terjadi pada Pak Dono, bukanlah hal yang jarang terjadi, tetapi hal ini sangat lumrah terjadi di Indonesia . Salah satu penyebab “ketidaksiapan” , karena minimnya sosialisasi tentang persiapan pensiun. Ditambah lagi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang finansial dari para pegawai.
Para pegawai atau karyawan merasa pensiun masih terlalu jauh bila usia mereka antara 30 – 40 tahun. Padahal itu adalah usia yang cukup ideal untuk menyisihkan Sebagian penghasilan untuk pensiun. Sedangkan kebanyakan perusahaan memberikan edukasi atau pembekalan persiapan pensiun, kurang dari 5 tahun menuju pensiun bahkan ada yang kurang dari 1 tahun menuju pensiun. Dimana 5 tahun adalah waktu yang singkat (5 tahun termasuk singkat), tidak terlalu mudah untuk menyiapkan atau mengumpulkan dana pensiun.
Seperti sebuah artikel dari www.republika.com dengan judul “90% Pekerja di Indonesia Tidak Siap Hadapi Masa Pensiun” pada 20 April 2017, menyajikan data seperti dibawah ini.
Anda termasuk yang mana?