Menara 165 Lt 4, Jl. TB Simatupang Kav 1, Cilandak Timur
info@rekadana.com

Manajemen Keuangan di Masa Pandemi

.

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai manajemen  keuangan/uang/finansial, terutama dalam kondisi masa2 pandemi Covid 19 seperti saat ini, dimana banyak bahkan mayoritas diantara kita terdampak adanya pandemic tersebut, banyak yang kurang beruntung dengan adanya kebijakan PHK dari tempat kerja, ada yang masih aktif bekerja tapi mengalami pengurangan gaji/income, untuk yang menjalankan usaha/bisnis mengalami penurunan omzet penjualan yang drastic, bahkan beberapa diantaranya sudah tutup/ gulung tikar.

Kenapa manajemen keuangan/uang/finansial perlu dan harus dilakukan pembahasan dan pembelajarn, karena dalam hidup ini kita pasti mengalami yang namanya masalah keuangan, masalah yang pasti dialami oleh setiap orang yang hidup, kalaupun ada yg tidak mengalami mungkin prosentasenya sangat kecil, karena sejalan dengan peristiwa/perjalanan hidup kita pasti perjalanan/peristiwa keuangan akan selalu menyertai.

Masalah keuangan yang mayoritas dialami kita semua dalam kehidupan ini

  • Masalah karena tidak ada/punya uang
  • Masalah penggunaang uang

Mari kita coba untuk membahas masalah tersebut secara garis besar sesuai dengan kaidah keuangan,

  • Masalah tidak ada/punya uang, kondisi tersebut saat ini lebih banyak lagi terjadi dan dialami oleh orang2 disekitar kita, sebelum terjadi pandemic Covid 19 sudah banyak disekitar kita yang kondisinya bermasalah dengan tidak ada/punya uang, dengan kondisi terjadinya pandemic diatas semakin banyak yang mempunyai masalah tidak ada/punya uang. Kondisi ini bisa terjadi karena sudah tidak adanya source of income (sumber penghasilan), mungkin masih bisa bertahan dengan menjual barang2 yang dimiliki sekedar untuk bisa mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan dasar kita, namun kondisi tersebut tentunya tidak akan berjalan lama, sejalan dengan habisnya barang2 yang akan dijual, maka source of income juga dipastikan akan semakin menipis, bahkan ada beberapa yang memberanikan diri dengan mengambil tindakan yang mungkin resikonya sangat tinggi dan bisa jadi mungkin tidak bisa dipertanggung jawabkan nantinya, yaitu berhutang/pinjam ke pihak lain. Hal tersebut tidak salah kalo dalam kondisi normal dan masih ada source of income kita utk tanggung jawab mengembalikan hutang/pinjaman tersebut. Yang terjadi adalah sudah tidak ada source of income, masih berhutang sekedar untuk menutupi kebutuhan dasar hidup kita, kondisi itulah yang saat ini banyak terjadi dimasa pandemic ini. Kenapa kondisi tersebut bisa terjadi? Mau tudak mau, suka tidak suka kita harus mempunyai uang kas (cash money) untuk bertahan hidup dalam kondisi seperti saat ini, istilah yang sudah sangat umum adalah Cash Money is The King, uang kas adalah segala-galanya. Mungkin masih ada asset lain seperti tanah dan bangunan, namun seperti kita ketahui nahwa harga tanah bangunan mengalami diskon harga yang sangat signifikan, kemudian untuk asset keuangan seperti saham, obilgasi dan reksadana juga mengalami diskon, Mungkin asset dalam bentuk emas/logam mulia yang masih bisa bertahan dan stabil, tetapi kondisi itupun harus dicermati, apakah karena memang trend emas dan logam mulia baru mengalami kenaikan/bullish atau hanya karena mengalami kenaikan karena nilai tukar Dollar yang cenderung mengalami penurunan.

Dampak dari kondisi tidak ada/punya uang sangat besar, pengaruhnya sampai ke psikologis, mental dan fisik. Pikiran positif bisa menjadi negative yang didorong karena adanya keinginan untuk bisa memnuhi kebutuhan dasar untuk hidup, kebutuhan anak sekolah, pulsa, kebutuhan bayar kewajiban, dll

Dalam kondisi seperti ini, memang diperluka usaha yang sangat sangat extra effort untuk bisa memperoleh kembali source of income, untuk bisa bertahan dan bisa memposisikan kembali ke lingkungan kehidupan keuangan/finansial yang sehat.

  • Masalah Penggunaan uang, kondisi tersebut berlainan dengan kondisi yang sudah dibahas di atas, dimana dalam kondisi ini kita masih memiliki sorce of income namun dalam penggunaan/pemanfaatannya terkadang tidak mengikuti kaidah manajemen keuangan, sehingga uang yang ada terkadang habis menguap tanpa kejelasan manfaatnya dan untuk apa kita mengeluarkan uang itu.
  • Langkah bijak perlu dilakukan pada saat kita masih memilik source of income dan memegang uang kas (cash money), beberapa hal yang bijak kita lakukan untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan/pemanfaatan uang antara lain
  1. Membentuk dana darurat, semakin banyak dana darurat yang kita bentuk semakin aman kehidupan kita untuk kedepannya, dimana porsi ideal untuk dana darurat adalah min 6-12 kali dari pengeluaran bulan kita.
  2. Manajemen hutang, dengan melunasi hutang bersifat konsumtif, seperti kartu kredit, kredit tanpa agunan, kredit elektronik, dan kredit bersifat konsumtif lainnya
  3. Menambah proteksi, baik proteksi untuk jiwa (asuransi jiwa), proteksi kesehatan (asuransi kesehatan), proteksi income
  4. Melakukan saving dengan tepat dengan resiko yang relative terukur dengan membeli produk2 investasi yang sesuai dengan karakter kita, konservatif, moderat, aggresif
  5. Hal terakhir yang penting untuk dilakukanjuga adalah saving

Ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan sejalan dengan kegiatan manajemen keuangan yang akan, sudah dan akan kita lakukan, langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah

  • Kita harus paham dan mengerti dimana posisi keuangan kita saat ini, yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah hal yang berkaitan dengan catatan harta/kekayaan kita, dan dalam keuangan/finansial dikenal dengan istilah neraca/balance sheet. Manfaat kita melakukan pencatatan harta/kekayaan antara lain
  • Untuk identifikasi  berapa besar  harta/kekayaan yang kita miliki dan berapa besar hutang/kewajiban yang menjadi biaya kita
  • Sebagai alat untuk menentukan dan menetapkan tujuan keuangan
  • Menjadi dasar bagi kita untuk melakukan evaluasi atas posisi keuangan kita
  • Komponen dalam neraca/balance sheet terdiri atas asset dan hutang
  • Komponen asset dan hutang wajib dan penting kita catat dan kita lakukan evaluasi karena dari data asset dan hutang tersebut kita akan memperoleh yang namanya nilai harta/kekayaan bersih (net worth),
  • Nilai harta/kekayaan bersih (net worth) mencerminkan kondisi keuangan kita apakah dalam kondisi surplus, break even point atau minus
  • Nilai harta/kekayaan bersih (net worth) dapat dijadikan dasar untuk indikasi perkembangan dan pencapaian tujuan keuangan kita
  • Semakin surplus nilai harta/kekayaan bersih kita, akan semakin baik dan dari kondisi tersebut kita dapat mengembangkan asset2 produktif
  • Bagaimana dan seperti apa uang dimanfaatkan/dibelanjakan, dengan melakukan pencatatan masuk dan keluarnya uang kita, dan aktifitas tersebut biasa dikenal dengan catatan arus kas (cash flow statement).Manfaat kita melakukan pencatatan arus kas (cash flow statement) antara lain
  1. Untuk melakukan identifikasi uang masuk dan uang keluar dalam suatu aktivitas keuangan
  2. Melihat pola pengeluaran  uang
  3. Membantu menetapkan tujuan keuangan
  4. Mengatur/melakukan kontrol atas pengeluaran uang
  5. Melihat kemampuan keuangan untuk pemenuhan kebutuhan dan untuk aktivitas keuangan
  6. Komponen yang harus diperhatikan dalam arus kas antara lain uang masuk, uang keluar dan pencatatan dilakukan untuk 1 periode tertentu (bulanan/tahunan)

Setelah kita mengetahui dan memahami mengenai manajemen keuangan maka alangkah bijaksananya agar kita dapat memperbaiki dan mengevaluasi pola gaya hidup, pola pengeluaran dan melakukan pengaturan keuangan untuk bisa menghasilkan asset2 produktif lain, dan ada beberapa hal penting yang harus kita hindari setelah kita memahami manajemen keuangan, antara lain

  1. Semakin besar income semakin tinggi gaya hidup
  2. Tidak memiliki dan membentuk dana darurat
  3. Terlalu banyak iddle money di tabungan/deposito
  4. Tidak melakukan investasi secara regular
  5. Tidak melakukan proteksi untuk melindungi jiwa, kesehatan dan income
  6. Prinsip bahwa uang yang ada adalah untuk kebutuhan masa depan dan untuk jangka panjang dan tidak untuk dihabiskan/dimanfaatkan semuanya saat ini

R. Joko Purwanto, CFP IPP

Rekomendasi

FORM KONSULTASI