Penolong atau pembawa bencana
Suatu hari, seorang Bapak sebut saja, Bapak Amir (bukan nama sebenernya) menghubungi saya. Beliau berniat untuk berkolsutasi pribadi masalah utang (Ini adalah orang yang kesekian yang ingin berkonsultasi masalah utang yang besarnya luar biasa).
Pada intinya beliau terjerat hutang kartu kredit dan KTA yang menurut ukuran saya cukup besar. Total kartu kredit dan KTA dari 10 provider, jumlah utanyanya sekitar 200 juta. Oleh karena itu, hampir 80% gajinya digunakan untuk membayar minimum payment. Akhirnya gali lobang tutup lobang dengan mengambil tunai dari kartu kredit untuk menambal membiayai hidupnya. Pinjam sama keluarga atau teman sudah tidak mungkin. Enggak perlu ditanya, penyebab terjeratnya hutang karena apa. Beruntung punya istri yang mengerti.
Seperti kita ketahui semua, bahwa minimum payment, bukan menyelesaikan cicilan utang, tetapi hanya memenuhi permintaan Bank pemberi pinjaman untuk membayar 10% dari total tagihan, supaya kartu kredit atau KTA nya tidak diblokir, dan tidak didatangi atau tidak dihubungi oleh debt kolektor. Karena dengan membayar minimum payment pembayaran utang, dianggap lancar
Supaya lebih jelas, saya akan ceritakan seperti apa gambarannnya. Tentunya saya tidak bisa menyebutkan nama, pekerjaan dan semua yang berhubungan dengan beliau, karena itu merupakan rahasia antara saya dengan klien. Cerita ini diangkat supaya menjadi pembelajaran, bagi kita semua, dan bagi yang sedang mengalami masalah yang sama bisa dicoba untuk melakukan hal ini. Kejadian ini kurang lebih 6 atau 7 tahun lalu. Saran dan rekomendasi yang saya berikan membantu beliau dalam menyelesaikan permasalahnya . Seperti ini yang saya lakukan untuk beliau. Oh ya , beliau memiliki 1 anak balita, istri bekerja , usia sekitar 35 tahun.
- Wajib menuliskan catatan penerimaan dan pengeluaran.
Alasannya, saya perlu tahu, berapa pengeluaran tiap bulan Dan ternyata pengeluaran perbulannya hanya sekitar 40% dari gajinya.
- Mencatat semua hutang kartu kredit dan KTA secara terinci.
Lalu dibuat dalam table (angka sebagai contoh)
Nama Kartu | Sisa Pokok Utang | Tagihan | Sisa Waktu | Minimum Payment |
A | 50.000.000 | 10.875.000 | 12 | 3.545.000 |
B | 30.000.000 | 7.924.000 | 12 | 2.565.000 |
Sisa 8 kartu | 150.000.000 | 25.076.000 | 16 | 10.076.000 |
Singkat cerita dari kartu tersebut seperti diatas. Gaji Pak Amir, sebesar Rp. 18.000.000,- Sisa gajinya hanya bisa digunakan untuk biaya transport dan makan dikantor, itupun kurang. Beruntung istrinya bekerja, sehingga sementara waktu keperluan rumah tertutup oleh penghasilan istri.
- Setelah data semua terkumpul, saya bantu menghitungkan untuk restrukturisasi , kalau tenornya diperpanjang, berapa cicilan yang harus dibayar. Sebagai contoh , kartu A, kalau tenornya diperpanjang menjadi 5 tahun, cicilannya menjadi 1.6 juta. Seluruh kartunya saya bantu hitungnya, sehingga cicilan sebulannya menjadi kurang lebih 8 juta, ada yang menjadi 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Sehingga Pak Amir, tidak perlu gali lobang tutup lobang, bisa hidup normal, tetapi tentunya menjadi tidak bisa memiliki utang yang produktif untuk sementara waktu.
- Sebenernya ada acara lain, yaitu menjual asset yang dimiliki. Tetapi dalam usia yang masih cukup muda, asset yang dimiliki adalah rumah yang masih dalam KPR, sehingga tidak bisa dijual, dan sangat tidak disarankan untuk menjual asset produktif. Bila kendaraannya dijual, mobilitas menjadi kurang untuk pekerjaan.
- Yang belum saya ceritakan, adalah tujuan dari restrukturisasi. Tujuan utamanya adalah supaya utang yang tadinya oleh Pak Amir tidak kebayang kapan bakalan lunas, sekarang menjadi ada progress untuk selesai. Ditambah lagi hidupnya menjadi lebih tenang, walaupun harus berjuang selama bertahun tahun untuk menyelesaikan utang tersebut. Restrukturisasi dihitung , bagaimana supaya 40% dari gaji bisa membiayai hidupnya Pak Amir dan tidak perlu gali dan tutup lobang.
- Tentunya Pak Amir tidak boleh menambah utang
Gampang ya kedengerannya. Ternyata tidak semudah itu, Pak Amir perlu berjuang untuk menghubungi Bank Bank tersebut, untuk melakukan restrukturisasi, diperlukan waktu sekitar 5 bulan, sampai akhirnya Bank menyetujui permitaannya.
Pada jaman itu, restrukturisasi utang tidak popular, sehingga perlu waktu. Berbeda era pandemi, relaksasi utang malah ditawarkan kepada masyarakat.
Apa yang bisa diambil dari pembelajaran dari Pak Amir?
- Perlunya pengetahuan finansial terutama rasio utang. Yang diperbolehkan 30% – 35% dari penghasilan. Tapi……. Utang produktif, untuk untang konsumtif (kartu kredit / KTA) hanya boleh 15%
- Kendalikan dari dari godaan gaya hidup
- Ini adalah yang utama, Pak Amir, KEHILANGAN KESEMPATAN BERINVESTASI selama cicilannya belum selesai. Cicilan sebesar itu, kalau digunakan untuk mencicil asset investasi, sudah bisa memiliki sebuah rumah.