Menara 165 Lt 4, Jl. TB Simatupang Kav 1, Cilandak Timur
info@rekadana.com

Check up Keuangan

.

Dalam tips kali ini kami akan mencoba membahas mengenai check up keuangan/financial check up, secara harafiah diartikan sebagai cek tingkat kesehatan keuangan. Sebagaimana kesehatan tubuh dan jiwa kita, untuk masalah keuangan /finansial penting juga untuk dilakukan check up untuk mengetahui dan segera mencari solusi yang tepat seandainya ditemukan  kondisi yang kronis atau berbahaya dalam waktu dan jangka waktu tertentu terhadap keuangan kita agar dapat dilakukan perbaikan dan penambahan kualitas keuangan yang lebih baik di masa selanjutnya

Kenapa dan mengapa check up keuangan/financial check up dan harus dilakukan, hal ini tidak terlepas ddari siklus kehidupan seseorang/manusia, dimana dalam perjalanan hidup dan perjalanan waktu keuangannya akan melibatkan hal yang namanya Human Life Cycle dan Financial Life Cycle

Human Life Cycle atau siklus kehidupan manusia meliputi tujuan kebutuhan hidup dasar  (makan, sandang, papan, sekolah) dan tujuan kebutuhan keuangan (mobil, tabungan, ibadah, waris, investasi, proteksi)

Financial Life Cycle atau siklus perjalanan waktu keuangan, meliputi kreasi asset (gaji, bonus, komisi, royalty), akumulasi asset (harta, kewajiban/hutang, harta/kekayaan bersih (networth)), akumulasi asset (asset likuid dan asset non likuid), distribusi harta (hibah, waris, silsilah harta)

Kenapa check up keuangan/financial check up penting? Ada beberapa hal yang mendasarinya, antara lain

  1. Untuk perencanaan/planning keuangan yang terencana di masa depan
  2. Untuk memantau/ontrol atas pola pengeluaran, pola gaya hidup kita dengan tepat,terarah, dan terencana
  3. Untuk mengetahui kondisi atas profil keuangan, kebutuhan dan resiko keuangan yang mungkin timbul, untuk mengetahui dan mengukur harta/kekayaan bersih (networth)
  4. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan pribadi

Kapan sebaiknya atau perlunya check up keuangan/financial check itu dilakukan?

  1. Pada saat kita mendapatkan tambahan penghasilan/income, dimana dengan terjadinya kenaikan penghasilan/income kecenderungannya akan diikuti dengan kenaikan/meningkatnya pengeluaran (perubahan pola gaya hidup)
  2. Pada saat pendapatan/penghasilan mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi dan keuangan, dimana kita perlu menata kembali kondisi dan kesehatan keuangan kita
  3. Pada saat terjadinya pengeluaran yang besar, misal setelah liburan keluarga, menikahkan anak, beli mobil/rumah baru, perlu dilakukan check up untuk melihat dampak dan resiko yang mungkin timbul dan bisa segera mengambil langkah yanag diperlukan
  4. Pada saat kan mengajukan hutang, untuk mengetahui dan mengukur dampak dan resiko yang mungkin timbul terhadap kondisi keuangan
  5. Saat terjadinya kondisi yang tidak menentu seperti saat ini, dimana kondisi ekonomi, keuangan terkena dampak
  6. Sebaiknya rutin dilakukan setiap minimal 6 bulan atau 12 bulan sekali

Terus bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan untuk melakukan check up keuangan/financial check up? Yang pertama harus kita lakukan adalah menyiapkan catatan harta dan hutang (neraca) dan catatan arus keluar masuk uang kas (cash flow)

Dalam neraca, kita bisa mencatat dan memasukkan harta/asset kita, meliputi harta/asset likuid, harta/asset invetasi, harta/asset pribadi(konsumtif) dalam jangka waktu tertentu (tahunan),  sedang untuk arus kas kita mencatat dan memasukkan catatan pemasukan dan pengeluaran kita, dan biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu (bulanan/tahunan)

Setelah neraca dan arus kas sudah lengkap dan tersedia, langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan/rasio atas data2 yang ada di neraca dengan data2 yang ada di arus kas, dimana dalam perbandingan data/rasio tersebut kita akan memperoleh gambaran tentang kondisi keuangan, asset, tabungan, hutang dan harta/kekayaan bersih kita.

Adapun beberapa rasio tersebut antara lain

Rasio Likuiditas

  1. Basic Liquidity Ratio (rasio likuiditas dasar), yaitu rasio yang membandingkan antara asset likuid (sumber : neraca) terhadap rata2 pengeluaran bulanan (sumber : arus kas)
  2. Rasio ini digunakan untuk menghitung kebutuhan asset likuid yang ideal
  3. Rasio ini bertujuan untuk mengalokasikan dana cadangan/alokasi dana surplus dari harta/kekayaan bersih (networth) dalam bentuk asset likuid kas/asset investasi
  4. Rasio ini biasa disebut juga rasio untuk menghitung kebutuhan dana darurat
  5. Benchmark minimal rasio ini 3-6 x pengeluaran bulanan (kondisi disesuaikan dengan umur, status keluarga, resiko)
  • Liquid Asset to Netwroth, yaitu rasio yang membandingkan antara asset likuid (sumber: neraca) terhadap harta/kekayaan bersih (networth), sumber : neraca
  • Rasio ini bertujuan untuk memelihara dan menjaga tingkat likuiditas
  • Benchmark  minimal +/- 15%  (utk usia < 50 th)
  • Benchmark minimal +/- 20% (utk usia 50 th)
  • Benchmark minimal +/- 30% (utk usia 60 th)
  • Benchmark minimal +/- 40% (utk usia 70 th)
  • Saving Ratio, rasio yang membandingkan antara tabungan tahunan (sumber : arus kas) terhadap pendapatan/penghasilan tahunan (sumber : arus kas)
  • Rasio ini bertujuan untuk menentukan besarnya prosentase (%) nominal yang harus di tabung
  • Benchmark minimal +/- 10%

Rasio Hutang

  1. Debt to Asset Ratio, rasio yang membandingkan antara total hutang/kewajiban (sumber : neraca) terhadap total asset (sumber : neraca)
  2. Rasio ini bertujuan untuk menentukan batas kemampuan dalam membayar hutang/kewajiban dan untuk meminimalkan dan mencapai 0% hutang/kewajiban pada saat masa pensiun
  3. Benchmark maksimal 50% + cover asuransi
  • Debt Servive Ratio, rasio yang membandingkan antara cicilan semua hutang/kewajiban tahunan (sumber : arus kas) terhadap pendapatan tahunan (sumber : arus kas)
  • Rasio ini bertujuan menentukan batas kemampuan dalam membayar hutang/kewajiban dan untuk meminimalkan dan mencapai 0% hutang/kewajiban pada saat masa pensiun
  • Benchmark maksimal 35% + cover asuransi
  • Non Mortgage Debt Service Ratio, rasio yang membandingkan antara cicilan semua hutang/kewajiban non mortgage (hak tanggungan), sumber : arus kas,  terhadap  pendapatan/penghasilan tahunan (sumber : arus kas)
  • Rasio ini bertujuan untuk menentukan rasio hutang non mortgage (hak tanggungan) disbandingkan pendapatan/penghasilan dan untuk mengendalikan hutang konsumtif (mengelola pola pengeluaran)
  • Benchmark maksimal 15% + cover asuransi

Rasio Investasi

  • Investment Assets to Networth Ratio, rasio ini membandingkan antara asset investasi (sumber : neraca) terhadap harta/kekayaan bersih (networth), sumber : neraca
  • Rasio ini bertujuan untuk mengetahui posisi harta/kekayaan bersih (networth) yang harus diinvestasikan dan memaksimalkan hasil atas harta/kekayaan bersih (networth) tersebut
  • Benchmark minimal +/ 50%

Rasio Solvabilitas (rasio tingkat resistensi terhadap kebangkrutan)

  1. Solvency Ratio, rasio ini membandingkan antara harta/kekayaan bersih (networth) sumber : neraca terhadap total asset (sumber : neraca)
  2. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan prosentase (%) tingkat resistensi/kemungkinan kebangkrutan dan untuk memaksimalkan harta/kekayaan bersih (networth)
  3. Benchmark minimal +/- 50%

Selain menggunakan rasio2 diatas untuk check up keuangan/financial check up juga bisa ecmempertimbangkan penggunaan analisa pertumbuhan pendapatan/penghasilan untuk mengetahui apakah pendapatan/penghasilan kita dapat mengalahkan tingkat inflasi yang ada, dengan pertumbuhan pendapatan > inflasi maka kita akam mendapatkan kondisi surplus, dimana kondisi surplus dapat memberikan keleluasaan terhadap keuangan kita untuk mengembangkan asset, menyiapkan proteksi, dana darurat, menyelesaikan hutang/kewajiban dan tujuan akhir yang terpenting adalah keuangan kita sehat untuk memenuhi kebutuhan hidup ke masa depan. Sebaliknya apabila dengan analisa pertumbuhan pendapatan didapatkan hasil kalau pertumbuhan pendapatan < inflasi, perlu dilakukan check up keuangan/financial check up secara lebih detail dan lebih terinci untuk mengetahui kondisi dan perjalanan keuangan kita selama ini

Demikian kami sampaikan sekilas mengenai tips sehat keuangan melalui check up/financial check up yang secara sederhana dan mudah dipahami serta dilakukan dari kita masing2 untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan kita, kondisi riil keuangan kita dan planning untuk keuangan kita di masa depan

R. Joko Purwanto, CFP IPP

Rekomendasi

FORM KONSULTASI