Menara 165 Lt 4, Jl. TB Simatupang Kav 1, Cilandak Timur
info@rekadana.com

Cara Berhemat di Masa Pandemi

.

Sebuah pertanyaan klise dan sederhana yang sering kita dengarkan kahir-akhir ini selama terjadinya pandemi covid-19 dan penerapan aktifitas WFH (work from home). Dimana kondisi saat ini bukannya semakin membaik akan tetapi malah semakin memburuk, dan mari kita berdoa bersama agar pandemi covid-19 ini segera berlalu dan kita bisa kembali ke kehidupan yang normal yang biasa disebut dengan new normal. Pertanyaan yang sederhana dan sangat mudah dipahami bahwa disaat WFH seperti saat ini semestinya pengeluaran kita berkurang karena aktifitas lebih banyak dilakukan dirumah, tetapi kenapa kita harus berhemat? Sebelum terjadinya pandemi dan sebelum adanya penerapan WFH sebagian besar dari kita melakukan aktifitas diluar rumah, bahkan dalam 24 jam hitungan waktu dalam 1 hari, mungkin ada yg menghabiskan 50-60% waktunya untuk aktifitas diluar rumah, dimana selama aktifitas dilakukan diluar rumah banyak dari kita yang memanfaatkan kendaraan pribadi, baik roda 2 maupun roda 4, dampaknya adalah terjadinya pengeluaran untuk bbm, tol, parkir, uang jajan anak saat sekolah, uang les/kursus anak, aktifitas makan siang, kumpul dengan teman-teman, dan kegiatan lainnya. Nah disaat pandemi dan WFH ini semestinya semua jenis pengeluaran tersebut berkurang dan kita bisa lebih berhemat. tetapi pada kenyataannya justru bisa terjadi peningkatan pengeluaran disaat pandemi dan aktifitas WFH, dan disaat itu pula kita mesti bisa berhemat, kenapa?

Tanpa kita semua sadari dalam aktifitas WFH dan selama terjadinya pandemi ini muncul semacam efek yang bisa disebut sebagai “sideways effect”, apa yang dimaksud dengan sideways effect?

Sideways Effect adalah suatu hal yang muncul dari akibat suatu kondisi/situasi yang sifatnya mendesak, darurat, insidentil, tiba-tiba yang bisa mengakibatkan munculnya suatu kondisi/situasi “keterpaksaan” dalam aktifitas pengeluaran yang baru tanpa disadar. Disamping itu sideways effect juga bisa menimbulkan adanya “perasaan penting akan sesuatu” yang muncul secara mendadak akibat kondisi/situasi panik, resah, gelisah.

Akibat adanya kondisi/situasi seperti diatas yang dapat menyebabkan munculnya sideways effect, untuk itulah kenapa dan mengapa kita harus berhemat karena kondisi/situasi tersebut bisa memunculkan suatu kondisi yang diluar aktifitas keuangan rutin dan rencana pengeluaran rutin yang sudah ditentukan dari awal.

Munculnya pengeluaran yang dirasakan aneh dan secara tidak disadari hal tersebut sering dan biasa terjadi, misal

  • Saat kita berbelanja ke supermarket untuk membeli kebutuhan yang sudah kita catat dan kita tentukan jenisnya, misal, sayur-sayuran, buah-buahan, bumbu masak, ayam, daging, namun saat kita berbelanja didalam supermarket tersebut tanpa disadar muncul sideways effect, dan pada saat kita meninggalkan supermarket tersebut jenis belanjaan yang kita bawa pulang lebih banyak dibandingkan rencana awal kita belanja dengan adanya tambahan roti, coklat, keju, mainan anak, dan sebagainya, nah kondisi tersebut secara alami dan tanpa kita sadari sering terjadi dan kita alami
  • Pada saat pandemi dan penerapan WFH, aktifitas kita untuk memanfaatkan belanja online maupun menggunakan ojek online dengan penawaran promo dan diskonnya semakin meningkat dengan aktifitas kita untuk melakukan order makanan, kopi, snack/makanan kecil lain untuk menemai aktifitas kita dirumah, timbul yang namanya sideways effect dengan meningkatnya aktifitas kita menggunakan belanja online/order melalui ojek online

Akibat apa yang muncul dari sideways effect tersebut?

  • Memiliki perasaan akan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan saat ini
  • Karena melakukan aktifitas dirumah, timbul perasaan jauh merasa lebih banyak uang, karena tidak banyak uang yang dikeluarkan seperti pada saat melakukan aktifitas diluar rumah. Namun perlu diingat bahwa kondisi saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian yang pasti bisa menimbulkan resiko pengeluaran tak terduga yang lebih tinggi
  • Dengan adanya kondisi pandemi dan penerapan WFH saat ini, kita mengurangi aktifitas diluar rumah dengan memanfaatkan kartu kredit, kartu debit, digital payment, dan sebagainya. Hal tersebut kita lakukan karena akses menjadi lebih mudah dan akses ke uang tunai tidak segampang sebelumnya, maka efek yang muncul adalah pengeluaran untuk non tunai akan meningkat karenalebih mudah, cepat, sehingga transaksi akan meningkat pula dan bisa menjadi tidak terkontrol
  • Terlalu sering/banyak melakukan aktifitas pembelanjaan secara online/order lewat gojek online bisa menyebabkan pembrorosan
  • Munculnya suatu perasaan dimana semakinmahal barang/produk maka akan semakin kuat keinginan kita untuk memilikinya, terlebih saat pandemi/WFH seperti saat ini, dimana akses terhadap barang/produk terbilang lebih sulit dibandingkan kondisi sebelum semuanya terjadi, maka kondisi tersebut mendorong perasaan kita seolah kita membutuhkan barang/produk tersebut meskipun harganya mahal

Nah setelah kita melihat gambaran-gambaran diatas, untuk itulah kenapa disaat pandemi/WFH seperti saat ini kita harus berhemat/melakukan penghematan, dengan cara :

  • Kita bisa mengalihkan pengeluaran kita ke tempat lain sambil menyelesaikan hutang/kewajiban kita (misal ada)
  • Belanja dengan memanfaatkan program cicilan, diskon, promo, bonus poin untuk barang/produk yang benar-benar dibutuhkan
  • Tingkatkan dana darurat kita, karena kita tidak tahu kapan kondisi seperti ini akan berakhir
  • Tingkatkan proteksi asuransi, baik untuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan maupun asuransi kerugian lainnya
  • Untuk yang sudah memiliki dana darurat lebih dari cukup, coba sisihkan untuk melakukan investasi ke saham, obligasi, reksadana, karena kondisi saat ini nilai investasi sedang murah-murahnya. Diversifikasi investasi ke invesatsi beresiko rendah, misal ke tabungan, deposito, logam mulia, emas
  • Rubah konsep pemikiran kita dari : pendapatan – pengeluaran = sisa untuk ditabung, menjadi pendapatan -rencana pengeluaran = sisa untuk ditabung
  • Kondisi seperti saat ini adalah kondisi untuk saving dan bukan spending
  • Melakukan prioritas pengeluaran berdasarkan kebutuhan (need) dan bukan keinginan (want)

R. Joko Purwanto, CFP IPP

Rekomendasi

FORM KONSULTASI