Menara 165 Lt 4, Jl. TB Simatupang Kav 1, Cilandak Timur
info@rekadana.com
Search
Close this search box.

Wanita cerdas finansial dimasa New Normal

.

Sebagai seorang wanita punya tugas banyak banget.  Bukan hanya melahirkan , membesarkan anak dan melayani suami. Seorang ibu dikeluarga dituntut untuk dapat mendidik anak anak perilaku dan memberikan pendidikan dirumah maupun akademik . Biaya sekolah selalu menjadi isu dari tahun ke tahun karena selalu meningkat. Oleh karena itu wanita dituntut untuk dapat mengelola  keuangan dalam rumah tangga.

Cerdas dalam mengelola  keuangan bukan hanya mengatur uang masuk , uang keluar, sehingga dapat mencukupi kebutuhan setiap bulannya, tetapi dapat mempersiapkan dana Pendidikan, dana darurat dan dana masa depan sesuai dengan tujuan keuangan.

Wanita cerdas keuangan adalah wanita yang pandai mengelola keuangan rumah tangga sehingga selalu siap membayar iuran sekolah , memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang pangan termasuk memberikan bantuan untuk keluarga yang memerlukan bantuan finansial.  Masih ada lagi, seorang wanita yang berperan sebagai Ibu,  sering juga berperan sebagai pencari nafkah, masih mempunyai tugas untuk  membimbing anak anak untuk :

  • tetap dijalan yang benar
  • tidak terjerumus kepada hal hal yang merugikan bagi diri sendiri, keluarga maupun bangsa
  • mengarahkan anak anaknya mendapatkan pekerjaan yang halal yang menjanjikan masa depan yang cerah
  • mengarahkan untuk mendapat pasangan hidup yang soleh dan soleha dan memberi nasihat agar pernikahan anak anaknya langgeng.

Banyak sekali ternyata tugas seorang wanita. Lalu bagaimana di era New Normal ? bisa jadi penghasilan berkurang karena kena efek dari pemotongan gaji. Sementara kebutuhan rumah tangga tetap harus terpenuhi, terutama sandang pangan dan biaya anak sekolah. Ketika penghasilan suami berkurang, sudah sangat umum wanita akan berusaha untuk menutupi kekurangan biaya atau menyiasati supaya kebutuhan dasar terpenuhi. Caranya bagaimana?

Pertama

Saatnya dana darurat bekerja, untuk menutupi kekurangan biaya hidup.

Masalahnya berapa banyak dana darurat dimiliki? 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan? Sedangkan pandemi belum bisa diprediksi kapan akan selesai.

Kedua

Jangan gunakan dana darurat hanya untuk memenuhi kekurangan biaya hidup. Saatnya dana darurat diberdayakan menjadi produktif. Misalnya, jadikan modal awal untuk berjualan. Keuntungannya digunakan untuk menutupi biaya hidup, dan dana darurat sebagai modal , diusahakan untuk tetap jumlahnya.

Ketiga

Saatnya berpikir kreatif, buang gengsi dan jangan malu malu. Enggak perlu malu karena sekarang harus berjualan, lebih baik secepatnya memiliki penghasilan pengganti gaji yang berkurang, daripada hanya mengeluh dan menunggu keadaan reda.

Lebih baik cepat melakukan sesuatu, daripada keburu dana darurat habis hanya untuk dikonsumsi.

FORM KONSULTASI