Menara 165 Lt 4, Jl. TB Simatupang Kav 1, Cilandak Timur
info@rekadana.com
Search
Close this search box.

Menyikapi Kondisi Double menjadi Single Income

.

Dalam kondisi yang saat ini kita alami bersama yaitu adanya pandemi covid-19, dimana dampak dari adanya pandemi tersebut sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kondisi kehidupan kita semua sebagai individu baik dari sisi keuangan, kesehatan, hubungan sosial, kejiwaan dan juga ketentraman dan kenyamanan sebagai individu.

Dampak yang banyak kita lihat dan terjadi disekitar kita antara lain banyak saudara, teman, masyarakat disekitar kita yang terkena dan mengalami musibah dengan terkena virus covid-19, dimana sebagian ada yang tidak bisa diselamatkan, ada yang masih dalam perawatan dan ada juga yang masih dilakukan karantina. Sungguh sangat membuat prihatin dan menakutkan dampak akibat dari pandemi covid-19 terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup manusia, namun disisi lain yang tidak kalah luar biasa dampaknya adalah pengaruh pandemi covid-19 terhadap kehidupan dan perjalanan keuangan kita.

Nah dalam artikel kali ini akan sedikit dibahs mengenaik dampak dari sisi keuangan akibat pandemi covid-19 terhadap kehidupan dan perjalanan keuangan kita. Seperti saat ini banyak yang mengalami penurunan bahkan dapat dikatakan sebagai tragedi keuangan dalam kehidupan kita, banyak diantara kita yang mengalami PHK, dirumahkan sementara dengan masih menerima gaji tetapi hanya 50%, ada yang masih bisa menikmati pendapatan secara utuh dan aktifitas dilakukan dari rumah (WFH), di sisi lain ada juga yang terkena dampak usahanya menjadi gulung tikar akibat pandemi covid-19 ini, usaha mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan, dan lain sebagainya. Intinya adalah banyak diantara kita yang dulu sebelum terjadi pandemi covid-19 masih memiliki pendapatan dan saat ini mengalami penurunan pendapatan bahkan sudah tidak ada pendapatan sama sekali.

Disaat kondisi normal banyak diantara kita yang memiliki double income/pendapatan dobel, yaitu pendapatan dari suami dan istri, entah keduanya sama-sama bekerja dan mendapatkan pendapatan masing-masing atau salah satu dari suami/istri ada yang memiliki usaha sendiri, sehingga dari keduanya saling memperoleh pendapatan. Nah seiring terjadinya pandemi covid-19 ini banyak diantara kita yang masih memiliki pendapatan, namun pendapatannya berkurang karena sumber pendapatan yang dulunya didapatkan dari 2 sumber atau lebih saat ini hanya dari 1 sumber saja, ada pula yang sudah tidak memiliki pendapatan sama sekali akibat pandemi covid-19 ini.

Dalam artikel ini kita akan mencoba membahas mengenai bagaimana sih cara kita menyikapi yang namanya income/pendapatan yang biasanya kita dapatkan secara double dan saat ini menjadi single income, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan, antara lain

  • Menyikapi secara bijaksana dan dewasa dan tidak perlu menjadi kalut, karena kondisi ini tidak hanya menimpa kita akan tetapi banyak yang mengalami, bahkan mungkin lebih parah dari kita
  • Sikapi dengan positif, bahwa apapun kondisi saat ini, kita masih harus bersyukur masih ada sumber pendapatan, meskipun mengalami penurunan
  • Mulai menata ulang tujuan dan rencana keuangan kita, lakukan perubahan dan penyesuaian seiring dengan perubahan sumber pendapatan
  • lakukan efisiensi dalam segala hal, misal dalam pemanfaatan utilitas seperti air, listrik, telpon, club member dan sebagainya
  • Mencoba mencari solusi sumber income lain, misal dengan membuka usaha sesuai passion kita, kerja part time, atau apapun yang bisa menghasilkan dan menjadi sumber pendapatan baru
  • Lakukan check-up keuangan untuk melihat kondisi keuangan kita, asset dan hutang kita, dan yang terpenting adalah posisi harta/kekayaan bersih (networth)
  • Cek kembali posisi dana darurat dan asset likuid lainnya, bial memang sudah mencukupi dan lebih dari minimal kebutuhan yangg diperlukan, bisa kita memanfaatkan dana tersebut untuk melunasi hutang, terutama hutang konsumtif
  • Pelunasan hutang sangat dianjurkan untuk mengurangi beban opersional kita
  • Cek kembali hutang-hutang produktif kita (apabila ada), dan coba lakukan pendekatan ke pihak pemberi hutang (institusi keuangan) untuk pengajuan keringanan pembayaran, restrukturisasi maupun penjadwalan ulang pembayaraan sesuai dengan kemampuan setelah penurunan sumber income
  • Cek kembali investasi-investasi yang sudah kita lakukan selama ini, baik di pasar modal (saham, obligasi, reksadana), pasar uang (tabungan, deposito) maupun dalam bentuk logam mulia, emas, fixed asset (tanah, bangunan), asset bergerak (kendaraan,baik motor, mobil). Apabila memang ada investasi yang memang harus dilakukan pengurangan untuk mendapatkan tambahan fresh money untuk dana darurat, pelunasan hutang dan sebagainya sebaiknya dilepas dahulu asset investasi kita di logam mulia, emas, motor/mobil.
  • Mengurangi atau untuk sementara memindahkan dana untuk investasi di saham, obligasi, reksadana ke dana darurat atau untuk penyelesaian hutang/kewajiban
  • Cek kembali nilai proteksi/asuransi kita, baik proteksi/asuransi jiwa, kesehatan maupun proteksi terhadap kerugian barang/asset
  • Dalam kondisi saat ini premi proteksi/asuransi sedang murah-murahnya, sebaiknya kita tingkatkan nilai uang pertanggungan, nilai perlindungan kesehatan, karena kita tidak tahu kondisi seperti ini akan berlangsung sampai kapan
  • Cek kembali nilai asuransi pendidikan anak-anak kita, dan jangan sampai pendidikan anak-anak menjadi terganggu dengan adanya pandemi covid -19 ini
  • Ubah pola gaya hidup, hindari pemborosan dan gaya hidup konsumtif. Lebih baik menurunkan tingkat gaya hidup kita sedikit lebih dibawah akan tetapi semua kebutuhan masih bisa terpenuhi daripada tetap mempertahankan pola gaya hidup lama tetapi bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidakmampuan dalam keuangan kita
  • Tekankan kembali konsep/prinsip kebutuhan (need) dan keinginan (want)
  • Yang paling penting dan terpenting adalah jalani, nikmati dan syukuri hidup dengan bahagia, sehat jasmani dan rohani,

R. Joko Purwanto CFP IPP

Rekomendasi

FORM KONSULTASI