Menara 165 Lt 4, Jl. TB Simatupang Kav 1, Cilandak Timur
info@rekadana.com

Wanita dan Pandemi

.

Sebagai seorang wanita punya banyak banget tugas.  Bukan hanya melahirkan , membesarkan anak dan melayani suami tapi wanita yang berperan sebagai Ibu  dituntut untuk dapat mendidik anak anak perilaku dan Pendidikan . Oleh karena itu wanita dituntut untuk dapat mengellola  keuangan dalam rumah tangga.

Cerdas dalam mengelola  keuangan bukan hanya mengatur uang masuk , uang keluar, sehingga dapat mencukupi kebutuhan setiap bulannya, tetapi dapat mempersiapkan dana Pendidikan, dana darurat dan dana masa depan sesuai dengan tujuan keuangan. Wanita cerdas keuangan adalah yang selalu siap membayar iuran sekolah , memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang pangan termasuk memberikan bantuan untuk keluarga yang memerlukan bantuan finansial.  Masih ada lagi, seorang wanita yang berperan sebagai Ibu,  sering juga berperan sebagai pencari nafkah, masih mempunyai tugas untuk  membimbing anak anak untuk :

  • tetap dijalan yang benar
  • tidak terjerumus kepada hal hal yang merugikan bagi diri sendiri, keluarga maupun bangsa
  • mengarahkan anak anaknya mendapatkan pekerjaan yang halal yang menjanjikan masa depan yang cerah
  • mengarahkan untuk mendapat pasangan hidup yang soleh dan soleha dan memberi nasihat agar pernikahan anak anaknya langgeng.

Banyak sekali ternyata tugas seorang wanita. Lalu bagaimana di masa pandemi? bisa jadi penghasilan berkurang karena kena efek dari pemotongan gaji  suami ataupun diri sendiri.  Sementara kebutuhan rumah tanggal tetap harus terpenuhi, terutama sandang pangan dan biaya anak sekolah. Ketika penghasilan suami berkurang, sudah sangat umum wanita akan berusaha untuk menutupi kekurangan biaya atau menyiasati supaya kebutuhan dasar terpenuhi. Caranya bagaimana?

Pertama

Saatnya dana darurat bekerja, untuk menutupi kekurangan biaya hidup.Masalahnya berapa banyak dana darurat dimiliki? 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan? Sedangkan pandemi belum bisa diprediksi kapan akan selesai.

Kedua

Cepat berpikir, berinisiatif dan berkreasi untuk segera mencapatkan penghasilan. Saya mau berbagi cerita dari seorang teman, yang cepat sekali tanggap terhadap kondisi pandemic. Beliau adalah seorang wirausaha wanita yang sudah membangun bisnisnya sejak 2011. Susah payah membangung bisnis, dari modal 4 juta sampai omset 1 bulan sekitar 500 juta. Usahanya adala siomay, dimana penggunanya selain retail yang paling banyak adalah catering. Ketika baru diumumkan WFH, omzet langsung anjlok karena catering tidak ada yang beroperasi. Lalu apa yang dilakukannya? Langsung berputar arah, bisnisnya langsung ke online dengan menggunakan marketplace. Apa yang terjadi? Tetap menurun, tapi hanya 25% omzet menurun. Tidak ada satu orang karyawan yang di PHK. Cerita lengkapnya, nanti akan ada artikel tersendiri

Ketiga

Jangan gunakan dana darurat hanya untuk memenuhi kekurangan biaya hidup. Saatnya dana darurat diberdayakan menjadi produktif. Misalnya, jadikan modal awal untuk berjualan. Keuntungannya digunakan untuk menutupi biaya hidup, dan dana darurat sebagai modal , diusahakan untuk tetap jumlahnya.

Keempat

Saatnya berpikir kreatif, buang gengsi dan jangan malu malu. Enggak perlu malu karena sekarang harus berjualan, lebih baik secepatnya memiliki penghasilan pengganti gaji yang berkurang, daripada hanya mengeluh dan menunggu keadaan reda.

Lebih baik cepat melakukan sesuatu, daripada keburu dana darurat habis hanya untuk dikonsumsi.

Rekomendasi

FORM KONSULTASI